Langsung ke konten utama

Mitologi Yunani

Mitos/Mythos/Mite/Mythe/Mistis
(μῦθος),
Bagian dari suatu cerita rakyat (legenda/folklor) yang berupa kisah berlatar masa lampau yang mengandung penafsiran tentang alam semesta dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita.
Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional pada umumnya yang menceritakan terjadinya alam semesta dan bentuk topografi keadaan dunia dan para makhluk penghuninya.
Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan sebagai alegori (personifikasi) bagi fenomena alam (suatu penjelasan tentang ritual).
Mitos disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius (ideal) untuk membentuk spiritual (manusiawi).
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap memiliki cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi (sejarah kolektif).
Ceritanya berhubungan dengan tokoh sejarah serta dibumbui dengan keajaiban, kesaktian dan keistimewaan tokohnya.

Fungsi utama Mitos menurut Joseph Campbell :
¤Menafsirkan kekaguman atas alam semesta (Fungsi mistis).
¤Menjelaskan bentuk alam semesta (Fungsi kosmologis).
¤Mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial tertentu (Fungsi sosiologis).
¤Bagaimana menjalani hidup sebagai manusia dalam keadaan apa pun (Fungsi Pendagogis).

Karena tidak tertulis maka kisah tersebut mengalami feedback (distorsi) sehingga sering jauh berbeda dengan kisah aslinya, sehingga manusia mencari jawaban yang tersembunyi.

Salah satu Mitos yang terkenal dari Yunani adalah Mitos Rubah Teumessos. Rubah raksasa yang dipercaya dikirim oleh para dewa untuk menyerang kota thebes. Kota ini harus dihancurkan karena tingkat kejahatannya sudah sangat mengkhawatirkan. Rubah ini ditakdirkan tak pernah bisa ditangkap. Kreon selaku raja thebes memerintahkan amfitrion untuk menghentikan rubah ini. Meski pada awalnya mustahil, namun amfitrion akhirnya menemukan cara yaitu meminjam anjing bernama lailaps dari kefalos untuk menangkapnya. Anjing ini ditakdirkan tak pernah gagal menangkap buruannya, Maka terjadilah suatu paradoks ketika seekor anjing tak pernah gagal berburu berhadapan dengan rubah yang tak bisa ditangkap.

Menghadapi dilema ini, Dewa zeus akhirnya mengubah kedua hewan ini menjadi batu dan mencitrakan rubah teumessos di angkasa sebagai rasi bintang canis minor.
Dalam Mitos Jepang. Rubah diceritakan sebagai siluman (kitsune) yang ditampilkan sebagai mahluk cerdas dengan kemampuan sihir sempurna serta hewan yang bijak. Selain itu, dalam sebuah cerita disebutkan pula Rubah bisa berubah wujud menjadi manusia. Rubah juga kerap diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih atau istri.
Dalam kepercayaan shinto, kitsune disebut inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari manusia. Semakin banyak ekor yang dimiliki, maka semakin tua, bijak dan kuat. Sebagian orang di Jepang juga ada yang memiliki ritual dengan memberi persembahan kepada kitsune karena dianggap memiliki kekuatan magic atau gaib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sengugu atau srigunggu

Manfaat sengugu atau srigugu bagi kesehatan. Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai 1.700 mdpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1 – 3 m, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8 – 30 cm, lebar 4 – 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6 – 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam. Budidaya atau perbanyakan tumbuhan ini adalah dengan biji. Nama Lokal : Singgugu (Sunda), Srigunggu, sagunggu (Jawa), Kertase, pinggir tosek (Madura), Sengg...

Burung cabak

BURUNG NOCTURNAL (CABAK) Burung Cabak dengan nama latin Caprimulgidae dan Podargidae merupakan jenis burung pemakan serangga yang beraktivitas pada malam hari. Burung Cabak mempunyai sifat-sifat yang berbeda dalam setiap jenisnya. Dimulai dari kebiasaan aktifitas hingga dengan makanannya. Burung   yang mengkonsumsi serangga pada umumnya melakukan aktifitas pada siang hari (Diurnal), namun beberapa dimalam hari yang biasa disebut Nocturnal. Di Indonesia sendiri hanya beberapa burung yang memiliki ciri “Pemakan Serangga dan Bersifat Nocturnal”. Dalam sebuah penelitian yang telah tertulis, hanya diketahui 2 suku jenis burung cabak yang bersifat pemakan serangga dan bersifat nokturnal, antara lain Burung Cabak (Caprimulgidae) dan Paruh Katak (Podargidae) juga disebut cabak di Jawa dan Bali. Kebiasaan Burung Cabak Burung cabak memiliki kebiasaan yang khas. Antara lain terbang berputar-putar pada senja dan dini hari sembari mengeluarkan suara tinggi meratap, “cwuirp” berulang-ulang den...

NawaSanga

Nawadewata  (Sembilan Dewa) atau  Dewata Nawa Sangha ( Sanga), tidak sama dengan Sang Hyang Widhi (Tuhan).  Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artinya sinar. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup makhluk. Istilah Deva sebagai mahluk Tuhan adalah karena Deva dijadikan (dicipta-kan) sebagaimana dikemukakan di dalam kitab  Reg Veda X. 129.6.  Dengan diciptakan ini berarti Deva bukan Tuhan melainkan sebagai semua mahluk Tuhan yang lainnya pula, diciptakan untuk maksud tujuan tertentu yang mempunyai sifat hidup dan mempunyai sifat kerja (karma). Disamping pengertian di atas, dalam  Reg Veda VIII.57.2 , dijelaskan pula tentang banyaknya jumlah Deva yaitu sebanyak 33 yang terdapat di tiga (3) alam (mandala). Ketiga puluh tiga (33) Deva tersebut terdiri dari 8 Vasu (Basu), 11 Rudra, 12 Aditya, Indra dan Prajapati. Berikut adalah nama dan makna menurut Upanishad Brihadaranyaka dan itih...